Sabtu, 29 Desember 2018

Laporan Individu Magang di Kementerian Luar Negeri RI

Jakarta, Ibukota yang memiliki banyak bangunan pencakar langit di Indonesia ini berhasil membuatku jatuh cinta dengan kemudahan aksesnya dalam upaya mengembangkan potensi diri dan menggali banyak informasi (bukan karena macetnya yah:”). Tidak hanya di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) saya mengambil pelajaran selama kurang lebih dua bulan ini. Namun saya juga menyempatkan diri berkelana di selain hari kerja yang merupakan kewajiban saya untuk magang di Kemlu. Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang diadakan oleh kampus saya ini merupakan langkah awal dalam menjejaki dunia karir kelak dan membuka sudut pandang saya menjadi lebih luas. Ditempatkan di kantor Direktorat Fasilitas Diplomatik Kemlu RI ini membuat saya sangat bersyukur karena memberikan energi positif dan semangat baru dalam diri untuk lebih berani dan open minded dalam menghadapi serta terjun ke dunia luar atau dunia karir kelak.
    Berada dalam lingkungan Kemlu RI selama kurang lebih 2 bulan (Juli-Agustus 2018) membuat saya dapat memahami lebih detail dan rinci mengenai prinsip resiprositas yang dianut oleh Kemlu RI. Bukan sekedar mengenai teori prinsip, namun saya dapat langsung melihat prinsip itu dijalankan dalam praktiknya. Resiprositas di sini berarti, kita memberi sesuai dengan apa yang diberi. Dalam hal ini, tolok ukur pelakunya adalah para perwakilan negara Indonesia yang berada di luar negeri. Jadi, apa yang didapatkan oleh perwakilan negara Indonesia di sana (baik berupa materil maupun non) maka akan didapatkan juga oleh perwakilan negara asing yang ada di Indonesia, kurang lebih seperti itu. Berada dalam lingkungan Kemlu RI juga membuat saya lebih banyak mengetahui mengenai istilah-istilah asing lainnya seperti posting yang berarti ‘ditugaskan’ baik itu untuk bekerja memperjuangkan kepentingan dan mengenalkan negara Indonesia maupun untuk belajar di luar negeri. Posting ini biasa dilakukan setiap tiga tahun sekali. Jadi, diplomat akan bekerja tiga tahun di Indonesia dan tiga tahun berikutnya di luar negeri.
            Uniknya, Kemlu RI tidak melulu hanya seputar urusan atau hubungan Indonesia dengan negara asing. Dimana hal ini megindikasikan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh Kemlu terpusatkan oleh kepentingan Indonesia dengan negara asing. Lebih dari pada itu, Kemlu memiliki direktorat yang mengurusi urusan fasilitas dan kenyamanan bagi para pejabat baik konsulat, perwakilan negara asingmaupun organisasi internasional yang ada di Indonesia yaitu Direktorat  Fasilitas Diplomatik dengan cara evaluasi terhadap fasilitas yang diberikan kepada Perwakilan Republik Indonesia di negara akreditasi tersebut. Direktorat ini berfungsi sebagai pelayanan publik bagi para perwakilan negara asing baik dari Kedutaan Besar maupun Non atau konsulat beserta pejabatnya dan Organisasi Internasional beserta pejabatnya. Unik dan asiknya adalah di mana kita akan sering bertemu dengan tamu atau pejabat luar negeri di loket pelayanan publik millik Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kemlu RI.
Direktorat  Fasilitas Diplomatik merupakan salah satu bagian dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler di Kemlu RI. Direktorat ini terbagi menjadi beberapa subdirektorat (subdit) yang nantinya menjadi tempat magang saya selama kurang lebih dua bulan, di antaranya: subdit Fasilitas Kendaraan Bermotor (rantor); subdit Fasilitas Barang; subdit Perpajakan dan Pengendalian Asas Resiprositas (pajak); subdit Pendaftaran, Kunjungan Daerah dan Akreditasi (dafis); subdit Perizinan, Bangunan dan Monitoring (bangunan); subbagian Tata Usaha dan sekretaris direktur. Persubdit maupun subbagian di atas memiliki fungsi dan tugas masing-masing. Namun pada intinya, mereka bekerja untuk melayani para perwakilan negara asing terkait fasilitas yang didapatkan selama bertugas di Indonesia seperti halnya pembebasan pajak, pemberian ID Card, perizinan bangunan dan lain sebagainya.
Pengalaman yang saya dapatkan di sini begitu banyak sesuai dengan masing-masing subdit yang saya tempati. Minggu pertama, saya bertugas di subdit Fasilitas Kendaraan Bermotor (rantor). Pada subdit ini, saya diajarkan dan dibimbing untuk memahami cara kerja mereka dalam hal urusan pembelian, penjualan, pembebasan pajak, penghapusan, penghancuran, dan lain-lain terkait kendaraan yang dimiliki oleh para pejabat diplomatik negara asing. Mulai dari input data hingga pemberian nomor persetujuan Kemlu RI. Kemudian, minggu kedua saya berada di subdit Fasilitas Barang. Pada subdit ini saya diajarkan dan dibimbing dalam hal urusan perizinan ekspor dan impor maupun fasilitas barang, minuman keras serta  kantong diplomatik para perwakilan negara asing dan pejabatnya. Mulai dari input data hingga pemberian nomor persetujuan Kemlu RI. Minggu ketiga, saya ditempatkan di subdit Fasilitas Perpajakan dan Pengendalian Asas Resiprositas (pajak). Pada subdit ini saya diajarkan dan dibimbing dalam hal urusan pembebasan pajak bagi para pejabat diplomatik negara asing. Baik pembebasan pajak pembelian barang kebutuhan, sandang, pangan, kendaraan maupun lain-lain. Mulai dari input data hingga pengiriman berkas persetujuan Kemlu RI kepada pihak Bea dan Cukai.
Minggu selanjutnya, saya berada di subdit Pendaftaran, Kunjungan Daerah dan Akreditasi (dafis). Pada subdit ini saya diajarkan dan dibimbing dalam hal urusan pembuatan atau penerbitan kartu tanda pengenal (ID Card) dan penerbitan surat rekomendasi permohonan pas bandara dan pelabuhan bagi kantor maupun pejabat perwakilan negara asing dan organisasi internasional. Mulai dari percetakan ID Card, input data, filing data maupun membuat laporan bulanan terkait urusan ID Card periode April-Agustus 2018. Kemudian, minggu kelima saya ditempatkan di subdit Perizinan, Bangunan & Monitoring. Pada subdit ini saya diajarkan dan dibimbing dalam hal urusan perizinan bangunan dan keamanan, senjata api dan lain-lain. Selain itu saya juga ditugaskan untuk filing data per masing-masing negara dan persoalan. Mulai dari persoalan administrasi, file umum, bangunan, keamanan, senjata api dan sebagainya. Minggu berikutnya, saya bertugas di ruang sekretaris direktur.  Pada subdit ini saya diajarkan dan dibimbing dalam hal melayani dan megurus jadwal direktur, medampingi serta membantu urusannya. Selain itu, ditugaskan pula untuk menerima dan mendistribusikan surat disposisi ke masing-masing subdit.
Dalam hal ini, masing-masing subdit bekerja sama dengan lembaga maupun aparat negara Indonesia lainnya seperti kantor polisi, badan Bea dan Cukai, Pemerintah Daerah, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan lain sebagainya. Selain tugas-tugas formal seperti yang dipaparkan di atas, saya juga mendapatkan tugas tambahan dari mentor subdit tertentu untuk menganalisis dan menerjemah surat maupun nota diplomatik dari negara asing. Kemudian, selain ilmu dan pelajaran dalam hal pelayanan dan administrasi yang saya dapatkan, saya juga belajar dan lebih memahami arti kekompakan dalam suatu tim. Kompak dan harmonisnya suatu tim dalam bekerja sama sangat diperlukan untuk mencairkan suasana tegang dan formalnya dunia perkantoran. Terkait kekompakan maupun solidaritas dalam tim, Direktorat Fasilitas Diplomatik memang tiada duanya. Hal ini dibuktikan dengan semangat mereka dalam berpartisipasi perlombaan tahunan di Kemlu RI, mulai dari pegawai kantor sampai direktur. Mereka aktif dalam mendukung para delegasi lomba Direktorat Fasilitas Diplomatik.
Pengalaman berharga lainnya yang mungkin tidak bisa saya dapatkan di tempat lain adalah saya bisa mengobrol langsung dengan pejabat konsulat, perwakilan negara asing maupun organisasi internasional. Walau perbincangan kami tidak intens dan hanya sekedar obrolan dasar, dari sini saya bisa belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan para pejabat negara asing. Lewat hal ini pula saya dapat mempraktikkan bahasa yang sudah saya pelajari selama ini, baik bahasa arab maupun bahasa inggris. Di samping itu, saya juga mendapatkan kesempatan untuk hadir dalam acara besar peringatan National Day negara Maroko dan Swiss. Satu hal yang tidak mungkin saya dapatkan waktu itu kalau tidak magang di Kemlu RI. Berkesempatan hadir dalam acara besar tersebut membuat saya tahu, paham dan menyesuaikan diri dengan budaya dan kuliner khas dari negara masing-masing.   
Pelajaran yang saya ambil tidak hanya dalam Kemlu RI namun sering pula pada hari weekend saya menjelajahi Jakarta untuk eksplor lebih banyak ilmu dan pelajaran hidup. Hidup di Jakarta keras, kata banyak orang. Memang benar, karena Jakarta merupakan Ibukota besar dengan taraf hidup yang tidak murah. Selain itu, Jakarta menjadi pusat banyak kegiatan yang dilakukan di sini. Jakarta yang dipenuhi dengan gedung-gedung tinggi menuntut kita untuk bekerja keras agar dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, kita tidak dapat mengandalkan alam layaknya kota lain yang masih memiliki tanah lapang, sawah serta kebun demi bertahan hidup. Hari weekend pada minggu-minggu pertama saya gunakan untuk berkunjung ke Tangerang, Bogor dan Ciputat. Selain ingin merasakan suasana kota tersebut, berkunjung ke sana juga dalam rangka menyambung tali persaudaraan dengan kerabat, keluarga serta teman saya.
Lebih dari pada itu, saya juga mengikuti beberapa acara besar yang diadakan di Jakarta. Pertama, saya mengikuti acara World Indonesia Scholarship Forum (WISH Forum 2018) yang diadakan oleh dan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Senayan Jakarta. Acara ini merupakan acara terbesar yang berkonsep Education Fair. Dalam acara ini, banyak sekali kegiatan yang dilakukan mulai dari Scholarship Forum, Scholarship Information Stand, Scholarship Workshop and Presentation, Scholarship Supermentor and Scholarship Short Film. Dari sini, saya mendapatkan banyak informasi seputar beasiswa baik dalam maupun luar negeri. Keesokan harinya, saya mengikuti kembali acara besar yang berkonsep Education Fair yang diadakan oleh Vista Education di Harris Hotel and Convention Kelapa Gading Jakarta Utara. Acara ini juga terdiri dari Scholarship Information Stand dan Scholarship Workshop and Presentation namun dikhususkan untuk yang ingin melanjutkan studi di luar negeri sepeti UK, Australia, Singapore, Canada dan lain sebagainya. Dari sini juga saya dapat memahami lebih detail terkait beasiswa yang saya inginkan untuk magister nantinya. Yang dalam hal ini, saya juga dapat berbagi informasi kepada teman-teman saya yang ingin melanjutkan studinya ke jenjang magister.
Minggu terakhir bulan Juli saya menyempatkan hadir dalam kajian islami di Masjid Istiqlal yang diisi langsung oleh Ustadz Yusuf Mansur pemilik Pondok Pesantren Darul Quran. Ustadz Yusuf Mansur menyampaikan ceramah motivasi bagi setiap orang yang memiliki impian dan cita-cita. Siapapun itu, beliau mengatakan bahwa semua orang harus memiliki impian lalu mengadukan permintaannya kepada Allah. Weekend berikutnya saya juga sempat hadir dalam acara Diskusi ‘Perspektif Islam tentang Kekerasan Sosial’ yang diisi oleh pembicara kontroversial, Ibu Musdah Mulia. Selain saya penasaran dengan sosok beliau, saya juga ingin mendapatkan lebih banyak kenalan dan ilmu karena acara yang diadakan di Museum Cemara 6 Art Centre (Galeri) tidak hanya diisi diskusi namun juga pemutaran film Chinese Whispers karya Rani P. Collaborations yang menceritakan kilas balik terkait tragedi 1998.
Bagian akhir ini, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk para Bapak dan Ibu serta kakak-kakak yang ada di Direktorat Fasilitas Diplomatik. FYI, Direktorat FASDIP ini merupakan direktorat yang terkenal paling rame, heboh dan kompak dibanding direktorat lainnya. Orang-orang yang di dalamnya juga ramah-ramah, low profile dan dermawanJ. Teruntuk Bapak John Tjahjanto Boestami selaku direktur; Pak Dino, Bu Helena, Pak Hidayat, Pak Robert, Mbak Melisa, Mbak Ifo selaku Penanggung Jawab tiap subdit saat itu; Pak Yusuf, Pak Imam, Pak Idih, Pak Agus, Pak Sahid, Pak Iqbal, Bu Woro yang sudah menjadi orang tua bagi kami saat itu; Mas Andi, Mas Ibam, Mas Charles, Mbak Asmah, Mbak Aliya, Mbak Nuy, Mbak Ita, Mbak Dila, Mbak Hani, Mbak Chiara dan yang lainnya, sekali lagi saya khususnya pribadi mengucapkan banyak terima kasih telah sudi membimbing dan menerima kami menjadi bagian dari FASDIP saat ituJ.


NB: Detail info terkait kegiatan magang di Direktorat Fasilitas Diplomatik KEMLU bisa dilihat di postingan berikutnya yah, dengan judul “Laporan Praktik Kerja Lapangan: Direktorat Fasilitas Diplomatik Kementerian Luar Negeri RI (soon).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar