Rabu, 30 Januari 2019

Contoh Laporan Individu (Esai) KKM UIN Malang

Nama : Nyimas Sakinah
Lokasi : Dsn. Krajan, Ds. Kambingan, Kec. Tumpang
NIM : 15310099
Kelompok : 22
Fak/Jurusan : Humaniora/BSA

 “ABDIKU ; ABDI BANGSA ABDI AGAMA”
Sederhana. Awal pertama KKM diperkenalkan aku berpikir kalau hidup di masyarakat itu hanya hidup berdampingan rumah saja. Menyapa? Iya, kalau bertemu pandang saja. Sama seperti di kota tempat tinggal saya. Namun Kampus Hijau yang saya tapaki ini sudah merubah mindset itu sejak sebulan yang lalu, tepatnya saat saya menjalankan KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) di Dusun Krajan Desa Kambingan Kecamatan Tumpang kemarin. Awalnya memang takut, gelisah dan bingung saat akan menjalani KKM ini. Salah satu sebabnya karena saya tak pernah hidup di pedesaan walau sesekali saya tepis dengan anggapan bahwa tak ada bedanya dengan apa yang selama ini saya rasakan di kota.
Istimewa. Setelah sampai ke tempat tujuan, saya langsung diarahkan untuk menetap di rumah yang telah disiapkan untuk kami tempati, tepatnya di serong kanan depannya rumah Bapak Lurah. Dari segi tempatnya saja sangat asing bagi saya. Yang sebelumnya saya tinggal menetap di kota Palembang dan kuliah di Kota Malang hingga kemudian saya mendapatkan bagian KKM di sebuah desa. Desa yang sunyi, tidak bising dan hijau. Berbalik 180 derajat dengan kehidupan di kota. Kemudian, dari segi suasana juga sangat berbeda dengan apa yang saya rasakan sebelumnya. Masyarakat desa sangat ramah-ramah dan perhatian. Intinya, kelompok kami (kelompok 22) disambut dengan keramah-tamahan yang sangat oleh masyarakat untuk menjalankan KKM di desa mereka. Tak luput dari keringanan tangan mereka, hampir tiap hari kami diberikan telur, lauk pauk, beras dan semacamnya. Itu merupakan tanda penerimaan akan kedatangan kami ke desa Kambingan ini.
Rumah yang kami tempati terpisah antara laki-laki dan perempuan. Rumah yang ditempati laki-laki berada tepat sebelah kiri rumah Pak Lurah sedangkan perempuan di sebelah serong kanan depan rumah Pak Lurah seperti yang sudah saya tuliskan di paragraf atas. Rumah yang kami tempati tidak berada jauh dari Masjid Darussalam, masjid yangmana dijadikan tempat pusat kegiatan dalam program KKM khususnya. Mayoritas masyarakat desa ini bermata pencaharian sebagai peternak dan petani, paling mendominasi adalah peternak ayam telur. Masyarakat di sini juga ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program KKM. Mereka sangat mendukung akan adanya program-program kerja seperti yang ada dalam KKM UIN Malang ini, meskipun ada beberapa hal kecil yang menghambat berjalannya salah satu program kerja contohnya terkait dana. Namun dari masyarakatnya sendiri, sebagian dari mereka sangat antusias dengan apa yang akan kami lakukan atau pikirkan. Mulai dari pembentukan POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga), Ketakmiran, REMAS, dan lain sebagainya. Ini dapat dilihat ketika rapat diadakan mereka ikut berpikir dan mengeluarkan suara, walau tidak semua dari mereka yang seperti itu. Sayangnya, sebagian besar masyarakat masih ada yang salah mengartikan KKM itu apa. Mereka menyamai antara KKM dan KKN. Massalah lainnya juga terkait dana. Mereka menganggap bahwa kami digalangi dana dari kampus ataupun Negara. Alhamdulillah, pemahaman-pemahaman itu dapat kami luruskan selain dengan melakukan sosialisasi yakni dengan pendekatan-pendekatan tertentu terutama kepada ketua POSDAYA dan takmirnya. 
Di desa Kambingan ini saya mendapatkan banyak sekali pengalaman dan pelajaran terutama dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat mengakui sangat senang dengan adanya kami di desa mereka, karena kita mengikuti dengan baik agenda yang ada dan sedikit banyak telah membantu mereka. Kegiatan yang kami lakukan tiap hari mulai pagi sehabis sholat subuh berjamaah ialah tadarus Al-Quran di masjid kemudian mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khoirot sebagai pengganti guru MI yang sudah resign lalu pulang mengajar habis zuhurnya kami melanjutan survey untuk minggu pertama dan kedua kemudian minggu ketiga dan keempatnya merampungkan denah peta POSDAYA Darussalam serta membahas program kerja di bidang yang belum terjamah. Lalu sekitar pukul dua siang kami membukakan pintu bagi anak-anak sekitar Desa kambingan untuk bimbingan belajar sampai malam hari pukul 8 malam dengan jeda istirahat sholat ashar, maghrib dan isya’. Jadwal bimbel disesuaikan dengan waktu kosong mereka kapan, maka dari itu kami buka dengan durasi panjang. Yang menjadi tutornyapun kami gilir, dari siang sampai sore,sore sampai maghrib dan setelah isya sampe jam sembilan malam. Anak yang tidak menjadi pada saat itu maka akan mengerjakan hal lain seperti ; mengikuti kegiatan rutinan masyarakat, memasak, mengajar di TPQ Baitul Quran dan lain sebagainya. Tiap anak memiliki tanggung jawab masing-masing di tiap harinya karena memang sudah dibuatkan jadwal dari awal. Selain itu, kegiatan rutinan tiap harinya kita ialah sholat berjamaah di Masjid Darussalam yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami. Kemudian, hampir tiap malam sertelah makan bersama kami mengadakan evaluasi atau rapat akan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan pada hari itu dan apa saja yang akan dilakukan pada esok harinya. 
Kemudian mengenai kegiatan rutinan di masyarakat tiap minggunya adalah hari senin habis ashar diba’an bersama ibu-ibu Desa Kambingan di rumah warga secara bergilir, Selasa malam habis maghrib membaca Surat Al-Waqi’ah bersama jamaah Masjid Darussalam di masjid itu sendiri kemudian hari kamis malam pembacaan Surat Yaasin di masjid lagi dan ini bertepatan dengan malam Jum’at yangmana bapak-bapak ada tahlilan bersama di rumah warga secara bergilir, lalu Jum’at pagi kerja bakti bersih-bersih masjid dan sorenya pengajian ibu-ibu di masjid. Adapun kegiatan lainnya yang kami lakukan pada minggu pertama adalah sowan ke tetanga-tetangga sekitar rumah, rapat perdana mengenai POSDAYA dengan bapak-bapak Desa Kambingan, kerja bakti bersih-bersih MI. Kemudian pada minggu kedua kita mengadakan pelantikan pengurus POSDAYA dan rapat lanjutan dari pelantikan tersebut. Lalu minggu ketiganya kita membentuk ulang kepengurusan takmir masjid dan remas dengan beberapa pertimbangan. Pada minggu terakhir, kita mengikutsertakan pendidik TPQ Baitul Quran dalam acara perlombaan TPQ se-kecamatan Tumpang di Masjid Kidal. Anak-anak TPQ sangat bersemangat saat dilatih oleh kita hingga akhirnya kita memborong piala dan hadiah saat ajang lomba Festival Anak Sholeh tersebut. Juara 1 Lomba Cerdas Cermat Islami, juara 3 Lomba Adzan, kemudian mendapatkan reward sebagai TPQ Terheboh dan TPQ Terkece. Selain itu, pada minggu ini juga kita menuntaskan program kerja di tiap-tiap bidang yang belum terlaksana seperti bidang kesehatan dengan mengadakan penyuluhan BNN di MI Sabilul Khoirot Desa Kambingan yang tentu saja bekerja sama dengan para gurunya. Bidang Kebersihan dengan mengadakan sosialisasi kebersihan yang titik fokusnya lebih ke penjelasan sampah. Lalu bidang ekonomi dengan cara sosialisasi pemanfaatan SDA yang ada seperti kemarin kami mengenalkan Jistik Bayam dan Es Krim Bayam yang tentu saja dengan memanfaatkan sayur bayam yang melimpah di sana, dan tak lupa pada minggu terakhir ini tepatnya malam minggu tanggal 5 Agustus kami mengadakan penutupan KKM juga yangmana KKM ini telah diselenggarakan selama satu bulan yaitu dari tanggal 5 Juli 2017 sampai 5 Agustus 2017.
Apa yang saya lakukan bersama teman kelompok saya selama sebulan di Desa Kambingan ini sungguh sangat berkesan. Mengapa? Karena ini merupakan pengabdian pertama saya kepada masyarakat bangsa Indonesia yang bertujuan menegakkan agama Allah dengan cara memakmurkan masjid melalui KKM POSDAYA UIN Malang berbasis masjid ini. Dari sini saya banyak belajar pelajaran kehidupan yang tidak saya dapatkan selama duduk di bangku kuliah. Mulai dari memahami perbedaan masing-masing individu baik itu pendapat, karakter, maupun tingkah laku atau kebiasaan serta bersikap menghargai satu sama lain. Di sini juga saya bisa mengamalkan ilmu yang saya dapat selama sekolah lebih 10 tahun ini serta mendapatkan ilmu baru yakni memanen sawi di Tegal, karena seumur hidup saya tinggal di kota saya tak pernah merasakan berjalan menyusuri Tegal dan mencabut rumput-rumput liar serta memanen sayur. Di sini saya pertama kalinya mencoba untuk memimpin rapat di tengah-tengah masyarakat serta menjadi MC pada tiap rapat. Sungguh pengalaman yang luar biasa dan tak terlupakan. Alhamdulillah.
Tiba saatnya berpisah dengan warga Desa Kambingan, air matapun bercucuran baik dari pelupuk mataku dan teman-teman kelompok maupun masyarakat sekitar yang cukup dekat dengan kami selama sebulan di Desa Kambingan ini. Dengan berat hati rasanya melambaikan tangan dengan mereka saat kami akan meninggalkan Desa Kambingan ini. Bahkan Bapak Takmirnyapun bersedia mengantarkan kami sampai di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Terima kasih Masjid Darussalam desa Kambingan. Terima kasih LKP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Ucapan terima kasih ini saya sampaikan dengan sepenuh hati kepada lembaga maupun personal yang telah membantu perkembangan kedewasaan saya dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.